Friday 26 February 2016

Bakteri III ( Praktikum II Pemeriksaan Sputum)



PEMERIKSAAN SPUTUM

Pemeriksaan ini terutama ditujukan untuk pemeriksaan terhadap Mycobacterium penyebab infeksi paru dan kuman-kuman lain. Pemeriksaan ini dilakukan tergantung dari gejala klinisnya atau menurut permintaan dari dokter yang mengirim.
Kuman-kuman lain yang mungkin dapat dijumpai dalam sputum :
-          Pnemococcus
-          Coccus Gram (+) lain
-          Bacillus anthraxis
-          Klebsiella pneumonia

Prosedur pemeriksaan :
§  Dengan menggunakan ose, sputum ditanam pada media BAP, ink. 370C 24 jam suasana aerobic
§  Kemudian sisa sputum dikonsentrasikan secara asam / basa, sebagai berikut :
-       Cara basa :
Ø Sputum ditambah NaOH 4% sama banyak, kemudian ditambah indikator Phenol Red 0,004%, dikocok 5-10 menit, selanjutnya diink. 370C ½ - 1 jam.
Ø Dicentrifuge 2500-3000 rpm selama 20 – 30 menit
Ø Supernatan dibuang, sisakan ½ - 1 ml dari sedimen
Ø Dari sedimen kemudian dilakukan : pengecatan ZN, penanaman pada media LJ dan percobaan hewan
Ø Penanaman pada media LJ diink. 370C suasana aerobic selama 8 minggu dan setiap 3 hari diperiksa, apakah ada pertumbuhan. Bila kurang dari 1 minggu ada pertumbuhan kuman, maka dicurigai kuman Mycobacterium saprophiticus
Ø Bila pada media LJ ada pertumbuhan koloni, kemudian ditanam pada media cair, selanjutnya diteruskan dengan pemeriksaan :
·      Cordformation tes
·      Niasin tes
·      Hewan percobaan
Ø Bila pada BAP ada pertumbuhan, maka dibuat sediaan dan di cat Gram serta ZN.
Ø Dari hasil pengecatan dapat dilanjutkan pemeriksaan sesuai dengan kuman yang ditemukan, misalnya : kokus Gram positif atau Gram negatif atau batang Gram positif atau batang Gram negatif, pemeriksaan selanjutnya sama seperti pemeriksaan pada darah kultur
-       Cara Asam :
Ø Beri HCl 1N 10% tetes demi tetes dengan pipet steril sampai warna purple
Ø Langkah selanjutnya sama dengan diatas.

Kultur Sputum / Cairan Lambung

Metode Kultur M. tuberculosae (Ogawa methode)
1.    Pre – treatment :
1.      1 bagian sputum + 4 bagian NaOH 4%
2.      Taruh pada inkubator 370C (15-20 menit)
3.      Ambil dari inkubator à diaduk dengan pipet perlahan-lahan hingga homogen

2.    Inokulasi
1.      Tanam 0,1 ml pada 2 tabung media Ogawa
2.      Tutup harus dirapatkan. Bila tutup dari kapas/kertas tella harus parafine setelah permukaan media kering (24 jam)
3.      Kemudian dimasukkan inkubator 370C, tidak boleh kurang dari 4 minggu dan diteuskan sampai 8 minggu
4.    Inkubasi
1.      Letakkan didalam inkubator 370C
2.      Tutup harus dirapatkan. Bila tutup dari kapas/kertas tella harus diparafine setelah permukaan media kering (24 jam)
3.      Kemudian dimasukkan inkubator 370C, tidak boleh kurang dari 4 minggu dan diteruskan sampai 8 minggu

5.    Pembacaan
a.    Bila kultur tumbuh dalam 7 hari adalah Rapid growers
b.    Bila 4 minggu adalah Slow Growers
c.    Bila koloni tumbuh 7 hari dan setelah 4 minggu check dengan jalan dibuat preparat dan diwarnai dengan ZN
d.    Bila koloni tidak terlihat dalam waktu 8 minggu dinyatakan kultur negatif

Penilaian dan pelaporan (Recording and Reporting)
            Pertumbuhan M. tuberculosisi tampak setelah 3 – 4 minggu. Koloni terdapat pigmen kuning, kering, permukaan tidak merata, dan tepinya tidak rata. Koloni yang demikian dinamakan Eugonic. Terkadang koloni lembab dan tidak berpigmen, dinamakan disgonic.

Laporan pertumbuhan :
(-) / negatif       : 1 – 200 koloni
(+1)                  : 200 – 500 koloni (½ permukaan media tertutup oleh pertumbuhan)
(+3)                  : 500 – 2000 koloni ( ¾ permukaan media tertutup oleh pertumbuhan)
(+4)                  : 2000 koloni (seluruh permukaan media tertutup oleh pertumbuhan)

Contaminasi rate :
C1+                  : ¼ dari medium contaminasi
C2+                  : ½ dari medium contaminasi
C3+                  : ¾ dari medium contaminasi
C4+                  : seluruh permukaan medium contaminasi
LQ                   : medium mencair










  
Media Kultur
MGIT (Mycobacterium Groeth Incubator Tube)
Cara kerja :
Persiapan spesimen : (homogenisasi, dekontaminasi dan dekonsentrasi)
            Sputum 3 ml + larutan NaOH & NaCl 3 ml + buffer phospat sampai 15 ml à kocokà
            biarkan 15 – 20 menit pada suhu kamar à centrifuge 3000 rpm, 15 menit à ambil supernatannya +             buffer fosfat 0,5 ml.

Penyiapan tabung MGIT :
            Tabung MGIT + PANTA o,1 ml + OADC 0,5 ml + spesimen No. 5 sebanyak 0,5 ml à inkubasi      
            370C à baca tiap hari, mulai hari ke – II, bandingkan dengan kontrol positif dan negatif.



Reagen TB – DOT

Reagensia berisi :
1.    Larutan dapar pelarut                                                          : 100 ml
2.    Larutan dapar pencuci serum                                              : 100 ml
3.    Larutan dapar pencuci konjugat                                          : 100 ml
4.    Larutan dapar substrat                                                         : 50 ml
5.    H2O2                                                                                   : 500 µl
6.    Serum kontrol positif (dalam bentuk terliofilisasi)
7.    Serum kontrol negatif (dalam bentuk terliofilisasi)
8.    Kromogen (larutan aminoathylcarbozole)                           : 90 µl
9.    Konjugat (goat – AH IgG F(ab)2)                                        : 25 µl
10.              Susu krim                                                                                : 5 kantong
11.              Gelatine                                                                                   : 10 bungkus
12.              Kertas Antigen                                                             : 50 biji
13.              Pelarut serum kontrol                                                   : 1000  µl

Prosedur kerja :
1.    Persiapan serum kontrol :
       Serum kontrol dalam tabung + 150 µl pelarut serum kontrol à campur dengan baik (dengan pipet) sampai larut à bagi menjadi 5 tabung à simpan dalam frezer (kalau mungkin -200C)
Cairkan serum kontrol bila akan digunakan, serum kontrol yang sudah dicairkan tidak bisa digunakan lagi.

2.    Persiapan larutan kerja :
§  Pelarut skim : 20 cc larutan dapar pelarut + 40 ml aquades + 1 kantong susu skim à pelarut skim ini digunan untuk mengencerkan serum dan konjugate.
§  Larutan kerja pencuci serum : 12,5 ml larutan dapar pencuci serum + 12,5 ml aquadest + 1 bungkus gelatin à biarkan sampai gelatin larut
§  Larutan kerja pencuci konjugate : 12,5 ml larutan dapar pencuci konjugate + 12,5 ml aquadest + 1 bungkus gelati à biarkan sampai gelatin larut
§  Larutan konjugate : .... ml pelarut skim + .... µl konjugate
§  Sunstrat : 7090 µl larutan dapar substrate + 10 µl kromogen + 7 µl H2O2 2% à substrat ini disiapkan 10 menit sebelum digunakan
§  Cara mengencerkan serum :
o  Untuk TB dalam paru dan serum kontrol : 10 µl serum + 3190 µl pelarut skim à pengenceran 1/320
o  Untuk TB diluar paru : 10 µl serum + 2590 µl pelarut skim à pengenceran 1/260

Cara pemeriksaan :
a)    Masukkan kertas antigen ke dalam tray (dengan bagian yang ada tandanya diletakkan diatas)
b)   Isi tray dengan 900 µl pelarut skim
c)    Tambahkan 100 µl serum penderita / kontrol pengenceran 1/320 atau 1/260 dan campur dengan baik sehingga pengenceran akhir menjadi 1/3200 atau 1/2600. Untuk blanko tidak perlu ditambah serum
d)   Inkubasi diatas sheker selama 2 jam pada suhu ruang dengan kecepatan 60 rpm.
e)    Buang sisa reagen dengan cara diisap dengan pipet sampai habis
f)    Isi tray dengan larutan kerja pencuci serum sebanyak 1 ml à diamkan selama 5 menit, kemudian buang sisa reagennya sampai habis
g)    Tambahkan larutan konjugate 250 µl à inkubasi diatas sheker selama 1 jam pada suhu ruang à buang sisa reagen sampai habis
h)   Isi tray dengan 0,5 ml larutan kerja pencuci konjugate à diamkan selama 5 menit, kemudian buang sisa reagennya sampai habis
i)     Ulang (h) 2 kali lagi, kemudian buang sisa reagennya sampai habis
j)     Isi tray dengan larutan substrat sebanyak 250 µl à diamkan 5-10 menit ditempat yang gelap
k)   Tambahkan aquades à kemudian buang dengan pipet à tambahkan aquadest lagi à buang sampai habis
l)     Baca segera hasilnya selagi masih basah

Pembacaan :
§  Positif         : bila pada kertas terdapat bulatan antigen yang berwarna merah
§  Negatif        : bila kertas antigen tetap bersih atau tepat lingkaran antigen berwarna merah, sedangkan                               tengahnya tetap putih

Keabsahan tes :
            Hasil tes dikatakan absah, bila kontrol positif memberi hasil positif, sedangkan kontrol negatif dan blanko memberi hasil negatif. Bila ada penyimpangan dari hal tersebut diatas, maka seri pemeriksaan tersebut perlu diulang

Karakteristik uji TB-DOT
            Dari hasil penelitian Handojo (media IDI, 1996,21:17-21) didapatkan hasil berikut :
§  Sensitivitas diagnostik tes : 88,9% untuk TB paru dan 87,5% untuk TB diluar paru
§  Spesifisitas diagnostik tes : 87,5%
§  Efisiensi diagnostik tes : 88,2% untuk TB paru dan 87,5% untuk TB diluar paru
§  Nilai ramal positif diagnostik tes : 88,9% untuk TB paru dan 85,7% untuk TB diluar paru
§  Nilai ramal negatif tes : 87,5% untuk TB paru dan 89,1% untuk TB diluar paru

Pengaruh vaksinasi BCG :
            Tak bermakna sampai 3 bulan pasca vaksinasi, setelah 3 bulan pengaruhnya pada hasil TB-DOT tidak ada.

Negatif semu (false negatif) dapat disebabkan oleh :
1)      Antigen TB dalam serum penderita TB paru dengan dahak positif yang amat parah
2)      Penggunaan obat-obatan immunosupresif (perlu dihentikan dulu selama 3 minggu)
3)      Penanganan dan pengiriman serum yang kurang baik
4)      Immunodefisiensi humoral (DM tak terwat)
5)      Malnutrisi yang amat berat
Positif semu (false positif) dapat disebabkan oleh :
1)      Penyakit lepra, terutama tipe L
2)      Beberapa jenis tumor paru


Perhatian :
            Bila semua serum kontrol dan blanko memberi hasil positif, mungkin disebabkan oleh karena pencucian kurang baik atau pencemaran reagensia. Bila semua serum kontrol memberi hasil negatif, mungkin reagensia sudah rusak (khususnya substratnya).


DIAGRAM PEMERIKSAAN SPUTUM

S P U T U M


Konsentrasi


LJ


Ink. 4 minggu (lihat tiap 3 hr 370C)

            Koloni (-)                                                                                              Jika 3 hr (<10hr)


            Cat Gram                                                                                             Koloni (+)
                                                                                                            Curiga Mycobacterium non
                                                                                                            Patogen (saprofit)
            Cordformation tes
            Niasin tes
            Hewan percobaan                                                                           tanam pada Broth
      (untuk virulensi tes)

Catatan :
Pemeriksaan sputum biasanya dimaksudkan untuk Mycobacterium, infeksi paru bisa juga oleh kuman lain tergantung gejala klinis atau permintaan dokter.
Misalnya :
Ø Diplococcus pnumoniae
Ø Coccus Gram positif
Ø Bacillus anthraxis
Ø Klebsiella pneumoniae
Bila ada dugaan kuma tersebut, maka dilakukan pemeriksaan bakteriologi sesuai dengan prosedur.






Beberapa Skala yang digunakan dalam pembacaan BTA
1.    Bronkhost Kraan (1949) :
Dalam skala dibedakan 5 tingkatan jymlah BTA. Menurut penemmunya skala ini dianggap dapat pula mencerminkan proses tuberkulosis dalam paru-paru penderita.
Skala
Jumlah BTA
Proses Tuberkulosis
B +1
40 per sediaan
Tidak aktif
B +2
20 per 10 lp
Tidak ada kaverna/ada kaverna kecil saja
B +3
60 per 10 lp
Kemungkinan besar ada kaverna
B +4
120 per 10 lp
Kemungkinan ada kaverna besar dan aktif
B +5
>120 / lp
Hampir pasti ada kaverna dan aktif

2.    Skala Gaffky :
Skala ini menunjukkan hasil pemeriksaan semi kuantitatif yang biasa digunakan di Jepang. Gaffky membagi skala dalam 10 tingkat.
Skala
Jumlah BTA yang ditemukan
0
Tidak ditemukan adanya BTA
1
1 – 4 BTA dalam seluruh sediaan
2
Dari beberapa lp, ada 1 BTA
3
Pada tiap lp, ada 1 BTA
4
2 – 4 BTA per lp
5
4 – 6 BTA per lp
6
7 – 12 BTA per lp
7
13 – 25 BTA per lp
8
26 – 50 BTA per lp
9
50 – 100 BTA per lp
10
>100 BTA per lp

3.    Skala IUAT (International Union Against Tuberculosis)
Skala ini digunakan bila menggunakan cara pembacaan sediaan menurut metode IUAT yaitu telah diperiksa seluruh sediaan melalui 2 jalur pergeseran pemeriksaan.
Skala
Jumlah BTA yang ditemukan
Negatif
Tidak ditemukan adanya BTA
Ragu – ragu
1 – 9 BTA per 300 lp
Positif  +1
10 – 29 BTA per 300 lp
Positif  +2
10 – 100 BTA per 100 lp
Positif  +3
1 BTA per lp

4.    Skala IUATLD (International Union Against Tuberculosis Lung Desease) :
       Skala ini menurut Depkes RI Jakarta tahun 2000. Pembacaan hasil pemeriksaan sediaan dahak dilakukan dengan menggunakan skala IUATLD sebagai berikut :
Skala
Jumlah BTA yang ditemukan
Negatif
Tidak ditemukan BTA dalam 100 lp
Ditulis jumlah kuman yang ditemukan
Ditemukan 1 – 9 BTA per 100 lp
+1
Ditemukan 10 – 99 BTA per 100 lp
+2
Ditemukan 1 – 10 BTA per lp
+3
Ditemukan > 10 BTA per lp



5.    Kode WHO
       Bila menggunakan kode WHO untuk menentukan jumlah BTA, maka harus digunakan cara pemeriksaan sediaan seperti dianjurkan oleh WHO.
Pembacaan dianggap selesai bila telah diperiksa seluruh sediaan melalui 4 jalur pergeseran pemeriksaan.
Kode
Jumlah BTA yang ditemukan
0
Tidak ditemukan adanya BTA
1
1 BTA per sediaan
2
2 BTA per sediaan
3
3 BTA per sediaan
4
4 BTA per sediaan
5
5 BTA per sediaan
6
6 – 24 BTA per sediaan
7
25 atau lebih BTA per sediaan
8
25 atau lebih BTA per jalur pemeriksaan
9
Ditemukan banyak BTA per lapangan penglihatan

6.    Skala NTA (National Tuberculosis Association of United State of America)
       Skala ini digunakan khusus untuk melaporkan hasil pemeriksaan sediaan yang diwarnai dengan pewarnaan fluorochrome, tetapi boleh juga digunakan untuk sediaan yang diwarnai dengan pewarnaan baku. Tidak ada metode pembacaan sediaan tertentu yang harus diikuti pada penggunaan skala ini, jadi boleh digunakan cara pembacaan sediaan menurut metode WHO.

Skala
Jumlah BTA yang ditemukan
Tidak ditemukan BTA
0
Laporkan jumlah BTA yang ditemukan dan minta spesimen ulang
1 – 2 BTA per sediaan
Jarang (+)
3 – 9 BTA per sediaan
Sedikit (++)
10 atau lebih per lapangan
Banyak (+++)
1 BTA atau lebih per lapangan penglihatan
7.    Skala ALA (American Lung Association)

Jumlah Kuman
Laporan
0
Tidak ada BTA
1 – 2 per slide
Dilaporkan jumlah kuman dan dilakukan pemeriksaan ulang
3 – 9 per slide
Jarang atau (+1)
10 atau lebih per slide
Sedikit atau (+2)
1 atau lebih per lapang pandang
Banyak (+3)

1.        Kudoh Medium (TBC)
§  Monopotassium fosfate                       2 g
§  MgSO4                                     -
§  Magnesium citrate                    0,1 g
§  Sodium glutamat                      0,5 g
§  Asparagine                               -                            panasi 1000C, 30 menit
§  Destilled water                                     100 ml
§  Glycerol                                   4 ml
§  Egg homogenate                      200 ml
§  Malachite green 2%                 4 ml
Inspissatie 900C selama 1 jam

2.        Ogawa Medium
§  Monopotassium phospat                      3 g
§  MgSO4                                     -
§  Magnesium citrate                    -
§  Sodium glutamat                      1 g
§  Asparagine                               -
§  Glycerol                                   6 ml
§  Aquadest                                  100 ml
§  Egg homogenate                       200 ml
§  Malachite green                                    6 ml
Inspissate 900C selama 1 jam

3.        Konsentrasi
a. -   X cc sputum + X cc NaOH 4% + 0,004% Phenol Red à kocok 5-10 menit à eramkan 370C                      selama ½ - 1 jam
     -  Beri tetes demi tetes HCl 1 N 10% dengan pipet steril sampai warna purple à centrifuge 2500 –                  3000 rpm selama 20 – 30 menit
     -  pipet supernatan à sisihkan ½ - 1 cm dari sedimen
     -  sedimen : di cat à ditanam à percobaan
b.              X cc sputum + X cc NaOH 4% à shaker 10 – 15 menit à eramkan 15 – 30 menit àcentrifuge         2500-3000 rpm selama 15-20 menit à supernatan dibuang à beri 1 tetes phenol red sebagai                          indikator à lakukan netralisasi dari sediment dengan HCl 1N tetes demi tetes sampai warna purple.
c. Konsentrasi dengan H2SO4 4%
     1 cc sputum + 5 cc H2SO4 4% à Shaker 15 menit (secara merata) à centrifuge 2500-3000 rpm, selama 15-20 menit à buang supernatan à sedimen dicuci dengan PZ steril sebanyak 5 cc à centrifuge 2500 – 3000 rpm, selama 15-20 menit à buang supernatan à sedimen dicuci dengan PZ steril sebanyak 5 cc à centrifuge 2500-3000 rpm, selama 15-20 menit à supernatan dibuang à sedimen diolah
    
4.        Processing sputum
NaOH 4%  - swab masukkan sputum (goyang-goyang) à masukkan NaOH 4% (= 4 ml) à tanam pada medium