Wednesday 16 March 2016

tehnik Isolasi bakteri




Teknik Goresan Kuadran Untuk Pemula, Bisa di lakukan berdua kalau memang belum yakin sendiri, tapi tetap semua tindakan dekat api ya 


 Teknik Gores pada media bisa dikakukan sendiri jika sudah yakin 


Tetap selalu Gunakan APD alias alat pelindung diri ya gaes, sayangi dri sendiri  

tanks for all artis Kelas A Semester 2 Angkatan 2015/ 2016


pengabmas Hima Prodi Analis Kesehatan




Apapun yang terjadi tetap seterong dan senyum ya gaes

Makan Bareng sambil rehat


Ayoo tetap semangat ya teman sejawat Analis dan Teman sejawat Nakes yang lainnya

Friday 11 March 2016

BAKTERIOLOGI I - Pembuatan Preeparat/ Apusan



Pembuatan Preparat/ Apusan
1.      PENDAHULUAN
Apusan bakteri harus disiapkan sebelum melakukan semua teknik-teknik pewarnaan. Pewarnaan. Meskipun tidak sulit, teknik ini memerlukan perhatian yang memadai. Kaca obyek yang bersih penting untuk menyiapkan apusan mikroba. Lemak atau minyak dari jari tangan yang menempel di kaca obyek harus dibersihkan dengan mencuci kaca obyek menggunakan sabun dan air yang diikuti dengan pembilasan menggunakan air dan alcohol. Setelah dibersihkan, keringkan kaca obyek dan letakkan di atas lap laboratorium hingga siap untuk digunakan.
Penting untuk memberikan penandaan kaca obyek yang tepat, inisial organism dapat ditulis mbaik pada pinggir kaca dengan menggunakan pencil penanda alat gelas maupun pada permukaan tempat apusan akan dibuat. Penting untuk tidak membuat apusan yang terlalu tebal dan padat. Apusan yang tebal atau padat terjadi jika biakan yang digunakan pada penyiapan apusan terlalu banyak sehingga sejumlah besar sel menumpuk pada kaca obyek. Jenis persiapan ini mengurangi jumlah cahaya yang dapat melewati kaca obyek dan menyulitkan untuk melihat morfologi sel tunggal. Apusan hanya membutuhkan sejumlah kecil biakan bakteri.
Apusan yang baik yaitu yang apabila dikeringkan, tampak sebagian suatu lapisan atau selaput tipisyang berwarna keputihan, cukup jernih untuk membuat buku panduan anda tetap dapat terbaca. Apusan dari biakan kaldu atau dari media padat memerlukan berbagai teknik. Dari biakan kaldu atau sampel cair, suspensikan kembali biakan dengan mengetukkan tabung menggunakan jari anda. Bergantung pada ukuran osesatu ose penuh harus diletakkan dibagian tengah kaca obyek dengan menggunakan ose inokulasi yang steril, kemudian disebarkan secara merata kira-kira sampai seluas uang koin. Simpan apusan tersebut diatas meja laboratorium dan biarkan mongering.
Sedangkan biakan dari media padat atau sampel padat, organism yang dibiakkan dalam media padat menghasilkan pertumbuhan permukaan yang padat dan tebal serta tidak boleh dipindahkan langsung ke kaca obyek. Biakan tersebut harus diencerkan dengan menempatkan satu ose penuh air dibagian tengah kaca obyek tempat sel itu akan diemulsikan. Kecuali yang telah menempel dikaca obyek, apusan bakteri akan terbilas selama prosedur pewarnaan, hal ini dapat dicegah dengan fiksasi panas.


2.      TUJUAN
Menyiapkan apusan bakteri untuk visualisasi bakteri secara mikroskopik

3.      ALAT DAN BAHAN
3.1.Alat
a.       Kaca obyek
b.      Bunsen
c.       Ose
d.      Jarum inokulasi
e.       pencil
3.2.Bahan
a.       Biakan bakteri
b.      sampel

4.      PROSEDUR/CARA KERJA
A. Dari biakan kaldu atau sampel cair
a.       Tandai kaca obyek bersih dengan inisial.
b.      Suspensikan kembali yang terendap dalam biakan kaldudengan mengetuk tabung reaksi
c.       Dengan ose inokulasi steril tempatkan satu ose pada kaca obyek. Biarkan mongering di udara, kemudian difiksasi dengan pemanasan.

B.  Dari biakanmedia padat atau sampel padat
a.       Tandai kaca obyek dengan inisial.
b.      Dengan menggunakan ose inokulasi, tambahkan dua ose penuh air pada kaca obyek.
c.       Dengan ose steril, sentuhkan seluruh bulatan ose pada biakan dan emulsikan sel-sel tersebut dalam tetesan air pada kaca obyek. Keringkan di udara dan lakukan fiksasi panas.

5.      DATA PENGAMATAN

No.
Uji/ kegiatan
Hasil Pengamatan
Keterangan






Bakteriologi III - UJI Sensitivitas Antibiotik (Dilusi)



SENSITIVITAS ANTIBIOTIK (DILUSI)
1.       Pendahuluan
Selain prosedur diffusi agar cakram kirby-bauer, metode pengenceran dalam tabung berisi kaldu juga dapat digunakan untuk menentukan sensitivitas/kepekaan suatu organism terhadap suatu antibiotic. Prosedur pengenceran antibiotic dalam media kaldu ini juga dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi hambat minimum (KHM) suatu antibiotic yang sedang diteliti. KHM adalah konsentrasi terendah suatu senyawa antimikroba yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme uji.
Data kuantitatif dari percobaan ini dapat digunakan oleh praktisi klinis untuk menentukan regimen antimikroba yang efektif untuk pengobatan infeksi bakteri pada tubuh inang. Data ini sangat penting ketika toksisitas antibiotic diketahui dapat menyebabkan efek merugikan yang besar pada tubuh inang.
Pada metode dilusi, diperlukan kadar dari larutan antimikroba yang dibuat menurun dengan cara/teknik pengenceran serial. Kemudian pada larutan tersebut ditambahkan perbenihan cair yang telah mengandung kuman yang di tes. Metode dilusi ini dapat dilakukan dengan menggunakan larutan broth didalam tabung atau dapat juga dengan menggunakan agar padat pada plate.
Pada cara yang menggunakan agar plate, larutan antimikroba yang sudah diencerkan secara serial dicampurkan kedalam medium agar yang masih cair (tetapi tidak terlalu panas) kemudian dibiarkan agar tsb. Memadat selanjutnya baru diinokulasikan dengan kuman. Dengan metode dilusi akan dapat diketahui: KHM (kadar hambat minimal) dari antimikroba, KBM (kadar bunuh minimal) dari antimikroba.

2.       Tujuan
Setelah menyelesaikan percobaan ini, mahasiswa dapat menggunakan suatu system biakan kaldu untuk menentukan konsentrasi hambat minimum (KHM).

3.       Alat dan Bahan
-          Tabung steril 6 buah
-          Antimikroba
-          Perbenihan cair kuman (kepadatan 105-106 kuman/ml)
-          MH/NA agar plate
-          MH broth sebagai larutan pengencer

4.       Prosedur kerja
a.       Berilah nomor 1 s/d 6 pada tabung steril yang disediakan.
b.      Buat larutan antimikroba dengan kadar tertentu (64 ยตg)
c.       Masukkan MH broth (0,5 ml) ke dalam tabung 2 s/d 6 (kecuali tabung no. 1).
d.      Masukkan larutan antimikroba (0,5 ml) ke dalam tabung 1 & 2.
e.      Campurlah hingga rata larutan broth dan larutan antimikroba pada tabung 2, kemudian pindahkan sebanyak (0,5 ml) ke dalam tabung 3.
f.        Campurlah hingga rata larutan pada tabung 3, kemudian pindahkan sebanyak (0,5 ml) ke dalam tabung 4.
g.       Kerjakan hal yang sama terhadap tabung 4 s/d 6.
h.      Pada tabung 6, setelah tercampur rata larutan di buang sebanyak 0,5 ml.
i.         Dari pengenceran diatas, maka konsentrasi awal masing-masing tabung (antimikroba) 64, 32, 16, 8, 4, 2 ยตg.
j.        Ke dalam masing-masing tabung, kemudian ditambahkan perbenihan cair kuman sebanyak (0,5 ml). dengan demikian volume menjadi 0,1 ml, sehingga konsentrasi akhir antimikroba berubah menjadi 32, 16, 8, 4, 2, 1 ยตg.
k.       Semua tabung dieramkan pada suhu 370C selama 18-24 jam.
l.         Perhatikan dan catat pada tabung beberapa tampak terjadi kekeruhan.
KBM didapat dengan cara menanam isi tabung (0,1 ml) yang tidak menunjukkan adanya pertumbuhan (kekeruhan) pada medium agar MH padat. Kemudian dieramkan pada suhu 370C selama 18-24 jam dan esoknya dilihat ada tidaknya pertumbuhan koloni.

5.       Data pengamatan
Nomor tabung
1
2
3
4
5
6
Konsentrasi (ยตg/ml)
32 ยตg
16
8
4
2
1
Set I






Set II







Sunday 6 March 2016

Tugas Entomologi Kelompok Kerja 4



Berdasarkan penelitian sebelumnya dikatakan bahwa mansonia,culex,anopheles,aedes merupakan vector utama dan vector potensial dari filariasis di Indonesia.
Nyamuk Mansonia berasosiasi dengan rawa-rawa, sungai besar di tepi hutan atau dalam hutan; larvae dan pupa melekat dengan sifonnya pada akar-akar atau ranting tanaman air, spt enceng gondok, teratai, kangkung, dsb. Vektor penyakit yang dibawa oleh Mansonia yang paling sering ditemui adalah filariasis (vektor penyakit cacing). Filariasis merupakan penyakit akibat nematoda jenis Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori. Penyakit ini ditularkan melalui nyamuk (vektor utama penularan filariasis di daerah perkotaan adalah oleh Culex quinguefasciatus dan di daerah pedesaan vektornya dapat dari berbagai spesies Anopheles seperti An. aconitus dan An. bancrofti) yang menghisap darah seseorang yang telah tertular sebelumnya. Darah yang terinfeksi dan mengandung larva dan akan ditularkan ke orang lain pada saat nyamuk yang terinfeksi menggigit atau menghisap darah orang tersebut.
       Pengendalian nyamuk dewasa dan larva (jentik) harus dilakukan secara Terpadu, untuk menurunkan populasi nyamuk dan diikuti dengan monitoring dan evaluasi dengan cara mengukur padat populasi nyamuk dewasa dan jentik
Pada kelompok ini yang harus dilakukan adalah mencari data penyakit malaria di wilayah jombang kemudian lakukan observasi lingkungan,dimana yang harus diamati adalah
1.      Breeding place dari nyamuk mansonia
2.      Jenis-jenis air perindukan dari nyamuk mansonia
3.      Amati morfologi,siklus hidup dari mansonia dengan cara sebagai berikut :
4.      Sediakan 2 media pengamatan, 1 media sdh di isi dengan telur/larva mansonia dan 1 media  kosong yang telah di isi dengan air( wadah di warnai cat hitam )
5.      Amati media mulai dari hari kedua smpi dengan hari ketujuh (sampai terjadi perubahan)
6.      Amati cirri/morfologi dari masing-masing telur,larva,pupa,nyamuk dewasa.
7.      Amati factor penghambat dan pendukung dari masing-masing perubahan/siklus hidup
8.      Lakukan observasi pada rumah-rumah penduduk dengan melihat ada/tidaknya jentik/larva dari mansonia. (10  rmh penduduk )
9.      Catat semua hasil dari observasi tsb<kemudian hitung CI,HI,BI,ABJ serta tentukan Density figurenya


 Hasil observasi dilaporkan dalam bentuk makalah dengan susunan sebagai berikut
1.      Bab I terdiri dari latar belakang,rumusan masalah,tujuan,manfaat
2.      Dasar teori
3.      Kerangka kerja
4.      Hasil
5.      Pembahasan
(dilengkapi dengan daftar pustaka )

Jangka waktu observasi adalah 2minggu plus pengamatan di lab.
Hasil sementara dipresentasikan sedangkan makalah di kumpulkan sebelum UTS


Sumber : Dosen pengampu Praktikum Parasitologi sub Entomologi