Wednesday 2 March 2016

Uji sensitivitas antibiotik (difusi)



SENSITIVITAS ANTIBIOTIK (DIFUSI)
1. Pendahuluan
Tes invitro untuk mendapatkan gambaran kepekaan kuman terhadap antimikroba sangat diperlukan dalam membantu klinisi memberikan pengobatan yang sesuai, sebab seringkali beberapa kuman resisten terhadap antimikroba tertentu sehingga pengobatan yang diberikan menjadi tidak berguna. Senyawa-senyawa kemoterapi yang ada memiliki spectrum aktivitas antimikroba yang beragam. Beberapa memiliki spectrum aktivitas yang terbatas, yaitu hanya efektif terhadap satu kelompok mikroorganisme. Beberapa yang lain menunjukkan spectrum aktivitas yang luas terhadap sejumlah mikroorganisme. Sensitivitas sejumlah besar mikroorganisme pathogen terhadap antibiotic telah diketahui, tetapi terkadang perlu dilakukan pengujian beberapa senyawa untuk menentukan pilihan terapi yang tepat.
Suatu prosedur difusi agar menggunakan cakram kertas saring terstandart, dikenal dengan metode Kirby-bauer, sering digunakan untuk menentukan sensitivitas mikroorganisme, yang diisolasi dari proses infeksi, terhadap obat. Metode ini memungkinkan penentuan efikasi suatu obat secara cepat dengan mengukur diameter daerah hambat yang dihasilkan dari difusi senyawa obat ke dalam media agar di sekitar cakram. Pada prosedur ini, cakram-cakram kertas saring berukuran seragam dijenuhkan dengan antibiotic-antibiotik berkonsentrasi tertentu dan diletakkan di atas permukaan lempeng agar yang telah ditanami mikroorganisme uji.
Pada praktikum ini digunakan metode Kirby-bauer dengan memakai table pembanding yang dibuat NCCLS. Dalam tes ini digunakan cakram yang mengandung antimikroba tertentu dengan konsentrasi tertentu pula

2. Tujuan
Setelah menyelesaikan percobaan ini, mahasiswa dapat memahami prosedur Kirby-bauer untuk mengevaluasi aktivitas antimikroba senyawa-senyawa kemoterapi

3. Alat dan Bahan
-         Medium padat DST/ MH/ NA pada plate
-         Biakan cair kuman yang dites dengan tingkat kekeruhan kuman sesuai dengan standart McFarland 0,5 (1,5 x 108 sel kuman/ ml)
-         Cakram antimikroba
-         Lidi kapas steril
-         Pembakar Bunsen
-         Penggaris milimeter

4. Prosedur kerja
a.      Dengan lidi kapas steril ambillah biakan cair kuman dari tabung yang disediakan.
b.     Lidi kapas ditekan sedikit pada tepi tabung (agar tidak terlalu basah), kemudian lidi kapas dioleskan pada DST/MH/NA agar plate sampai permukaannya rata mengandung biakan kuman.
c.      Setelah agak mongering (biarkan kira-kira 2 menit), pasanglah cakram antimikrobanya.
Yang perlu diperhatikan adalah:
-         Jarak cakram dengan tepi tidak kurang dari 15 mm
-         Jarak cakram dengan cakram tidak kurang dari 24 mm.
-         Sekali cakram sudah ditempelkan pada agar, tidak boleh dipindahkan.
d.     Agar plate dieramkan pada suhu 370C selama 18-24 jam.
e.      Keesokan harinya dibaca hasilnya.
Untuk menentukan criteria apakah kuman sensitive atau resisten, maka diameter daerah hambatan pertumbuhan kuman di sekitar cakram antimikroba dicocokkan dengan table standart dari NCCLS.
Selain metode diffuse menurut Kirby-bauer, juga dikenal metode diffuse menurut Joan-stokes. Pada metode ini untuk menentukan criteria sensitive/resisten digunakan kuman control yang diinokulasikan pada kondisi yang sama dengan kondisi yang dilakukan terhadap kuman yang di tes, sehingga kita dapat membandingkan zona inhibisi yang terjadi pada kuman yang dites terhadap kuman control. Criteria:
-         Sensitive: apabila radius zona inhibisi lebih luas atau sama dengan control atau lebih kecil dari control tetapi selisih radius dengan control tidak lebih dari 3 mm.
-         Intermediet: apabila radius zona inhibisi lebih besar dari 3 mm, tetapi lebih kecil dari control dengan selisih radius dengan control lebih dari 3 mm.
-         Resisten: apabila radius zona inhibisi kurang sama dengan 3 mm.


5. Data pengamatan

Antibiotic
Kuman I
Kuman II
Kuman III
Sensitive
Intermediet
Resisten
S
I
R
S
I
R









































 



No comments:

Post a Comment